Laporan Wartawan Pos Belitung Novita
BANGKAPOS.COM --- KEMAJUAN Korea Selatan menjadi daya tarik bagi Wira Tri Barkah sebagai negara yang dipilihnya ketika mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Negara dari Kemenpora untuk mewakili Provinsi Babel tahun 2014. Wira menilai ada banyak hal yang bisa dipelajari dari Korsel yang lebih maju dari Indonesia, padahal Korsel merdeka tidak begitu jauh berbeda waktunya dari Indonesia.
Adik dari Rizman Nugraha (pemenang tiket ke antariksa) ini terpilih bersama sejumlah pemuda/pemudi Babel. Namun Wira satu-satunya dari Belitung. Wira mengikuti seleksi PPAN berawal dari informasi yang didapatnya dari kakak kelas di IPB yang merupakan alumni program tersebut. Anak ketiga dari pasangan Usman Hasan dan Ramayani ini pun mendaftar.
Ada beberapa tahap seleksi yang harus diikutinya. Pertama, seleksi berkas dan membuat essay. Setelah lolos seleksi tahap satu, dia harus mengikuti seleksi tahap dua dengan membuat project plan dalam bahasa Inggris.
Setelah lolos, Wira bersama peserta seleksi lainnya dikarantina di Pangkalpinang selama empat hari di Hotel Bangka City. Di sana mereka diuji dalam beberapa hal, seperti tes tertulis berupa pengetahuan umum, pengetahuan tentang negara tujuan, psikotes, TOEFL, tes fisik dan banyak lagi.
"Setelah itu semua nilai diakumulasi. Dan Alhamdulillah untuk yang ke Korea, yang jadi kandidat utamanya saya," kata Wira kepada bangkapos.com Selasa (22/4/2014).
Untuk negara, lanjut Wira, peserta memilih sendiri. Ada Kanada, Australia, Korea Selatan, Malaysia dan Kapal Pemuda Asean juga Jepang. Untuk laki-laki mendapat kuota program untuk ke Australia, Korsel dan Kapal Pemuda Asean. Sedangkan Kanada dan Malaysia menjadi kuota untuk perempuan.
Tentang Korsel sebagai negara yang dipilihnya, Wira mengemukakan hal yang membuatnya tertarik adalah kenapa Korsel lebih cepat majunya dibandingkan Indonesia padahal Korsel hampir sama merdekanya dengan Indonesia.
"Apa yang bisa bikin mereka lebih cepat maju. Saya ingin mempelajari kehidupan di sana. Dan mungkin nanti setelah saya belajar di sana bagaimana mereka bisa cepat maju itu. Insyaallah ingin bisa diterapkan di Bangka Belitung ini," kata Wira.
PPAN ini akan berlangsung satu bulan dan Wira akan berangkat ke Korsel pada akhir Oktober mendatang. Kegiatan selama satu bulan tersebut diawali dengan training di Jakarta selama satu minggu. Setelah training, bersama 34 pemuda lain asal seluruh Indonesia Wira aakan berangkat ke Korsel selama 10 hari. Kemudian kembali ke Indonesia bersama orang Korsel selama 10 hari.
Selama di Korsel, kata Wira, mereka mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan Kemenpora. Seperti kunjungan institusi, homestay, pertukaran budaya dan sebagainya. Wira pun sudah mulai belajar tentang adat budaya dan kuliner Korsel.
Saat ini Wira kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor) dan sudah berada di semester akhir. Wira kini sedang sibuk menyusun skripsi dan berharap sebelum ke Korsel, dia telah menyelesaikan pendidikannya.
Novita: Pemuda kelahiran Tanjungpandan 24 Mei 1992 ini mengemukakan PPAN adalah program yang ditujukan untuk pemuda. Pasca program tersebut mereka yang terpilih diwajibkan berkontribusi untuk Babel. Wira sendiri memilih pembudidayaan ikan lele dengan pemuda Karang Taruna yang ada di Desa Pelepak Putih (Kecamatan Sijuk) sebagai program pasca PPAN ini (post program activity). Di tempat tersebut Wira menjadi pembimbing karena dirinya berlatarbelakang jurusan budidaya perikanan.
"Jadi di sana kita membimbing pemuda Karang Taruna. Kegiatannya kurang lebih tiga bulan, setelah mereka benar-benar punya potensi, keterampilan dalam membudidayakan ikan lele, mereka bisa dilepas dan mengembangkan sendiri. Intinya buat mengembangkan perikanan yang ada di Babel," kata Wira. (Vid)