BANGKAPOS.COM, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dikenal sebagai pejabat yang lebih senang mengikuti rapat dibanding blusukan seperti yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Namun, Basuki ternyata punya cara sendiri untuk mengetahui kondisi Ibu Kota.
Bagi Basuki, blusukan tak melulu harus turun ke lapangan dan bertemu masyarakat. Menurut dia, yang terpenting bagaimana permasalahan di masyarakat segera terselesaikan.
Beberapa waktu lalu, Basuki membocorkan blusukan versinya kepada wartawan. Pengawal pribadi yang selalu menjaga keamanannya dimanfaatkan untuk mengambil gambar kondisi lingkungan Jakarta. Para pengawalnya memotret kondisi sungai, parkir liar, pedagang kaki lima (PKL), kawasan kumuh, hingga sampah yang berserakan.
Pada Jumat (22/8/2014) petang lalu, Basuki menunjukkan foto-foto yang diambil oleh pengawal pribadinya. Pria yang akrab disapa Ahok itu menyambungkan gadget miliknya ke televisi layar datar di ruang kerjanya.
"Banyak sampah yang orang buang di sungai seperti ini, kita bisa tahu si lurah dan camat di sana bekerja atau tidak. Ini kacau banget kalau sudah sampah berserakan seperti ini, ada yang di daerah Sunter dan Cempaka Putih," kata Basuki.
Selain mengevaluasi kinerja lurah dan camat, Basuki langsung melaporkan temuan anak buahnya kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Misalnya, terkait masih adanya kawasan kumuh di jalan inspeksi, Basuki mengontak Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso. Lalu, masalah sampah, Basuki meneruskannya kepada Dinas Kebersihan DKI.
Jika Basuki masih melihat banyaknya anak jalanan di sekitar lampu lalu lintas di jalanan Ibu Kota, Basuki langsung menelepon Kepala Dinas Sosial DKI Masrokhan.
Aksi blusukan-nya ini dilakukan Basuki setiap akhir pekan ataupun pada hari libur nasional. Mantan anggota Komisi II DPR RI ini enggan menginformasikan rencana blusukan-nya kepada wartawan agar tak disangka pencitraan semata.
Kondangan di kampung
Basuki memiliki cara lain untuk mengetahui kondisi Jakarta, yakni menghadiri undangan pernikahan yang berlangsung di kampung-kampung. Basuki mengaku lebih suka menghadiri undangan pernikahan di tengah kampung, dibanding di gedung mewah.
Biasanya, politisi Partai Gerindra itu hanya mengirim bunga ucapan selamat untuk mereka yang menikah di gedung.
"Ini bukan soal lihat lokasinya. Ini soal bertemu warga. Makanya, aku selalu pilih dan usahakan datang ke undangan pernikahan yang di kampung-kampung. Sambil menyelam minum air," kata Basuki.
Seusai bersalaman dan ngobrol dengan penganten, biasanya Basuki menerima laporan warga mengenai kondisi lingkungannya.
Basuki juga memanfaatkan undangan acara lainnya, misalnya ber-safari Ramadhan di kantor kelurahan, kecamatan, serta wali kota. Basuki tak lupa mengecek kinerja pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di sana.
"Dari pertama aku (hidup) di Jakarta sudah kayak begitu, enggak buang-buang waktu jadinya," cerita Basuki.
Sebar nomor ponsel
Cara ampuh lain untuk mengetahui kondisi wilayahnya adalah dengan menyebar nomor ponsel. Dalam berbagai kesempatan bertemu warga, Basuki tak lupa memberi kartu nama dan menyebar tiga nomor ponselnya dari 13 ponsel yang selalu dia bawa ketika kerja.
Ponsel tersebut dibutuhkan untuk menampung berbagai saran, masukan, ataupun kritik warga terhadapnya serta menjelaskan program DKI. Ia mengaku sudah menyebar nomor ponsel, alamat e-mail, hingga nomor PIN Blackberry saat menjabat Bupati Belitung Timur tahun 2005-2010.
Melalui aduan warga, Basuki dapat mengetahui apakah kebijakan Pemprov DKI telah berjalan baik di tiap-tiap wilayah. Tiga nomor kontak yang dibagikan ke warga adalah 0811944728, 081927666999, dan 085811291966. Basuki berusaha membalas SMS aduan warga itu, meskipun dengan aplikasi autotext.
"Nanti kalau ada aduan atau laporan, ya aku tulis saja nih "TH". Nanti pas terkirim, tulisannya jadi 'Terimakasih atas laporan dan perhatiannya'. Ha-ha-ha," kata Basuki.
Aduan warga itu kemudian diteruskan kepada staf pribadi yang bekerja di lapangan. Contohnya, jika ada aduan warga terkait permasalahan rumah susun (rusun), Basuki langsung menginstruksikan Nathanael (staf pribadi khusus rusun) untuk mengecek kebenaran aduan warga itu. Pasalnya, tak jarang aduan yang masuk mengada-ada.
Jika ada warga yang meminta bantuan keuangan kepadanya, Basuki menginstruksikan staf lainnya untuk mengecek keadaan warga tersebut. Aduan warga itu juga langsung dikoordinasikan kepada SKPD terkait.
Persoalan terkait Kartu Jakarta Sehat (KJS), misalnya, langsung ia teruskan kepada Dinas Kesehatan DKI. Adapun persoalan terkait Kartu Jakarta Pintar (KJP) ia teruskan ke Dinas Pendidikan DKI, demikian dengan persoalan lainnya.
"Keterbukaan ini penting agar akses masyarakat ke saya tidak ada kendala dan saya bisa mengawasi bagaimana pelayanan masyarakat sebenarnya terjadi di bawah," pungkas calon gubernur DKI itu.