Opini: Kartika Sari, M.Pd.I, Kepala SMA Muhammadiyah Pangkalpinang
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tentunya kita sepakat bahwa pendidik adalah orang yang selalu berhubungan dengan praktek di lapangan yang dalam prakteknya harus memiliki teori yang matang pula, dan ditunjang oleh pengembangan diri yang terus menerus, karena pendidik selalu berhadapan dengan manusia yang terus berkembang.
Namun di dunia pendidikan kita masih banyak kita jumpai para pendidik yang kurang memiliki kemampuan di lapangan. Hal ini tentunya akan berimplikasi terjadinya praktek yang salah dalam dunia pendidikan kita dewasa ini.
Kesalahan dalam menyampaikan atau mengaplikasi keilmuannya ini, penulis sebut sebagai mal praktek dalam dunia pendidikan. Istilah "mal praktek" tenyata tidak saja terjadi di dunia kesehatan saja. Namun mal praktek juga terjadi di dunia pendidikan kita. Dalam dunia kesehatan biasanya disebut mal praktek disebabkan karena kelalaian dokter dalam menanggani pasiennya sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia.
Muncul sebuah pertanyaan bagaimana dengan mal praktek di dunia pendidikan kita? Maka seandainya profesi dokter di atas kita samakan dengan profesi pendidik, maka tidak jauh berbeda. Dalam prakteknya apabila pendidik lalai dalam menangani dan melayani peserta didiknya, tidak tertutup kemungkinan akan berdampak kepada pekembangan peserta didik selanjutnya, dan lebih jauh akan mengakibatkan kematian sebuah generasi penerus bangsa.
Mendeteksi mal praktek
Dalam prakteknya masih banyak pendidik yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan dalam mendidik terkadang menjadi hal yang biasa oleh sebagian para pendidik, sehingga melahirkan dampak yang negatif pada diri peserta didik. Pendidikan kepribadian atau karakter yang seharusnya berkesinambungan nampaknya hanya sampai kepada tingkat Sekolah Menengah Atas saja, nyatanya pada level yang lebih tinggi yaitu ditingkat Perguruan Tinggi, kebanyakan pendidik hanya berlaku sebagai agen penstansfer ilmu atau hanya memberi pengetahuan saja dan mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, sehingga banyak kita jumpai mahasiswa yang kehilangan motivasi dan minimnya kemampuan dalam mengaktualisasi diri.
Anda sedang membaca artikel tentang
Opini: Mendeteksi Mal Praktik Pendidikan
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2015/03/opini-mendeteksi-mal-praktik-pendidikan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Opini: Mendeteksi Mal Praktik Pendidikan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Opini: Mendeteksi Mal Praktik Pendidikan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar