BERKEBUN bukanlah pekerjaan asing bagi Erzaldi Rosman. Sejak masih kecil, Bupati Bangka Tengah ini sudah terbiasa dengan aktivitas di kebun. Adalah sang ayah, Rosman Djohan yang memperkenalkan Erzaldi dan adiknya untuk mencintai tanaman.
Tidak jarang untuk memotivasi Erzaldi kecil, sang ayah yang merupakan mantan Walikota Pangkalpinang memberi upah kepada Erzaldi. Contohnya, untuk pekerjaan membuat lobang siap tanam satu batang bibit cengkeh, Erzaldi mendapat upah Rp 10. Pada tahun 80-an uang ini sudah terbilang besar. Upah ini ternyata cukup ampuh memotivasi Erzaldi dan adiknya membantu orangtua mereka. Upah tak hanya berwujud uang, barang berupa perlengkapan sekolah juga menjadi hadiah bagi Erzaldi yang selalu membantu ayahnya berkebun.
"Berkebun dan sayang binatang sudah tertanam sejak kecil. Kebiasaan ini berawal ketika saya selalu dibawa ayah ke kebun. Dulu kebun oranggtua di Air Mesu dan di Batu Anyir. Komoditi yang ditanam waktu itu cengkeh," ujar Erzaldi, Sabtu (14/3).
Kebiasaan berkebun itu akhirnya melekat dalam diri Erzaldi hingga sekarang menjadi bupati.. Berbekal hibah tanah dan kebun karet seluas 8 hektar, Erzaldi mengembangkan kebun hingga sekarang bisa menikmati hasilnya. Untuk menambah hasil kebun, Erzaldi mencoba investasi dengan cara meminjam uang di BPDSS. Uang ini digunakan untuk membeli tanah di Desa Jelutung seluas 20 hektar. Tanah yang dibelinya sekitar empat tahun lalu itu ditanam kelapa sawit dan sudah menghasilkan uang. Selain berkebun, Erzaldi juga memelihara sapi. Awalnya sebanyak empat ekor, kini terus berkembang biak menjadi 10 ekor sapi. Dua ekor ternak miliknya itu dijadkan hewan kurban pada perayaan Idul Adha tahun 2014 lalu.
"Alhamdulillah dari hasil kebun saya bisa membiaya operasionaal kebun, bisa bayar biaya sekolah anak-anak berikut menabung dan asuransi untuk anak-anak sekolah. Tapi untuk sekarang karet tidak disadap dulu mengingat harganya kurang bagus. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan membaik," harap Erzaldi.
Tidak selamanya berkebun itu selalu memetik hasil. Bahkan tidak jarang menemui kegagalan. Termasuk Erzaldi, ketika pertama kali menanam karet di Desa Air Mesu, kebun yang hampir panen tersebut terbakar api hingga hampir meratakan isi kebun. Erzaldi juga pernah gagal panen sawit karena salah membeli bibit dan pemupukan yang kurang teratur sehingga lambat tumbuh dan berkembang.
Karena kesibukannya memegang amanah rakyat Bangka Tengah, dalam berkebun Erzaldi dibantu para pekerja yang didatangkan dari Pulau Jawa. Keluarga petani ini mendapat upah per bulan ditambah bonus dari sapi yang mereka pelihara.
"Berkebun membuat saya senang dan menghilangkan kejenuhan. Sekalipun agak jarang ke kebun karena kesibukan, namun berita tentang hasil kebun yang dilapor oleh anak buah pun sudah membuat hati senang. Dengan berkebun ini sekaligus saya tertantang untuk membuat contoh bagi masyarakat. Ya, jangan sampai membuat malu lah. Masak bupati punya kebun tapi masyarakat kita tidak mau berkebun. Minimal kalau ditanya masyarakat tentang berkebun dan memelihara sapi yaang baik, saya tahu lah," ujar Erzaldi sembari tertawa.
Anda sedang membaca artikel tentang
Erzaldi Diupah Rp 10 Per Batang Cengkeh
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2015/03/erzaldi-diupah-rp-10-per-batang-cengkeh.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Erzaldi Diupah Rp 10 Per Batang Cengkeh
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Erzaldi Diupah Rp 10 Per Batang Cengkeh
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar