Oleh: Dr. Zaprulkhan, M.S.I, Inspiring Learner
Alkisah dalam sebuah hadis qudsi dikisahkan ada dua orang raja; raja mukmin dan raja kafir. Satu waktu, raja yang kafir sakit. Ia menginginkan sejenis ikan bukan pada musimnya. Waktu itu, jenis ikan tersebut berada di dasar samudra. Para tabib yang putus asa menasihatkan agar raja segera mengangkat penggantinya. "Obat baginda ada pada ikan ini. Kita tak mungkin mendapatkannya", kata mereka. Namun Allah mengutus salah satu malaikat-Nya untuk menggiring ikan itu keluar dari dasar laut supaya orang mudah menangkapnya. Ikan itu pun lalu ditangkap. Raja memakannya dan ia segera sembuh.
Tidak lama kemudian raja yang mukmin jatuh sakit pula. Ia menderita penyakit yang sama seperti yang diderita raja kafir. Tetapi ia sakit pada waktu ketika ikan yang menjadi obatnya itu berada di permukaan laut. "Bergembiralah baginda, sekarang ini musim munculnya ikan itu", kata para tabib. Lalu Allah mengutus para malaikat untuk menggiring ikan-ikan itu dari permukaan laut sampai masuk kembali ke dalam dasar laut. Orang-orang tak mampu menangkapnya.
Para malaikat sangat gelisah dan bertanya-tanya. Kemudian Allah mewahyukan kepada para malaikat langit dan para Nabi di zaman itu, Mengapa Aku melakukan sesuatu yang terlihat ganjil bagi kalian? Sedikit pun Aku tidak menzalimi siapa pun. Adapun raja yang kafir itu, Aku mudahkan baginya mengambil ikan bukan pada waktunya. Dengan begitu, Aku membalas kebaikan yang pernah ia lakukan. Aku balas kebaikan itu sekarang supaya ketika ia datang pada Hari Kiamat, tidak lagi ada kebaikan pada lembaran-lembaran amalnya. Ia masuk ke neraka karena kekufurannya. Ada pun raja yang ahli ibadat itu, Aku tahan ikan itu pada waktunya. Sebab dia pernah berbuat salah. Aku ingin menghapuskan kesalahannya itu dengan menolak kemauannya dan menghilangkan obatnya supaya kelak dia datang menghadap-Ku tanpa dosa. Dan dia pun masuk ke surga".
Firman Tuhan dalam hadis qudsi di atas, bukan hanya menyingkap kebijaksanaan Ilahi, Ia juga menjawab kebingungan sebagian kita. Bukankah kita sering bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan mukmin yang saleh tidak henti-hentinya dilanda duka sementara orang durhaka terus-menerus beruntung? Mengapa tiran yang zalim berusia lanjut dan bertubuh sehat, sedangkan pemimpin yang adil meninggal dunia dengan cepat?" Ternyata dibalik misteri itu ada hikmah agung yang tersembunyi.
Sebab Allah Swt mendidik kita tidak hanya dengan kenikmatan tapi juga dengan penderitaan; Dia membimbing kita bukan hanya melalui kesenangan hidup, tapi juga melalui kepahitan hidup; Dia menuntun kita bukan cuma bersama kenyamanan dan ketenangan, tapi juga dengan kegelisahan dan ketakutan; Bukan hanya dengan senyuman dan gelak tawa tapi juga dengan tangisan dan air mata. Dengan demikian, prahara kehidupan itu ternyata bisa mengantarkan kita memasuki altar kearifan Ilahi, the temple of divine wisdom, semoga.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
MI: Raja Kafir dan Mukmin
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/06/mi-raja-kafir-dan-mukmin.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
MI: Raja Kafir dan Mukmin
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar