PANGKALPINANG, BANGKA POS -- Di tengah pesimis memeredupnya pasar properti di tahun 2014, sebagian pelaku pembangunan tetap optimis. Properti masih menarik untuk investasi.
Di 'tahun politik' ini banyak kalangan yang memprediksi bisnis properti akan mengalami perlambatan. Hal ini wajar karena umumnya menjelang dan pasca Pemilu (pemilihan umum) psikologis pasar sedang labil dan cenderung mengambil posisi wait and see. Di samping itu, keyakinan akan kurang bergairahnya pasar properti di 2014 juga akibat dari dampak kebijakan pengetatan aturan rasio pinjaman terhadap nilai aset atau loan to value (LTV).
Namun keyakinan ini tidak semua diamini oleh para pemangku kepentingan. Sebagian besar malah memprediksi prospek bisnis properti 2014 tetap akan tumbuh, meski tak secepat tahun sebelumnya. Pasar properti masih menarik, karena kebutuhan tempat tinggal dan ruang usaha masih sangat tinggi.
Dari data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2013 mencatat backlog (kekurangan pasokan) perumahan di Indonesia mencapai 15 juta unit. Selain itu, pertumbuhan harga properti yang begitu tinggi dalam lima tahun terakhir ini menjadi magnet kuat menarik para investor "bermain" di bisnis ini.
Dengan kondisi itu, pelaku usaha properti optimis bahwa sektor properti Indonesia masih memiliki harapan tinggi.
Ketua DPP Real Estat Indonesia (REI) Eddy Hussy, malah memprediksi bisnis properti masih dapat tumbuh sebesar 10 persen di tahun 2014.
"Kita optimistis karena sektor properti kedepan ini sudah merupakan sektor industri yang strategis. Kita tahu, backlog perumahan jumlahnya masih besar, karena itu kita yakin pertumbuhan properti nasional akan naik. Karena itu, target konservatif kami ada pertumbuhan 10 persen," kata Eddy Hussy saat membahas rencana kerja REI tiga tahun mendatang beberapa waktu lalu di Jakarta.
Sementara itu, Head of Research Jones Lang La Selle, Anto Sitorus menilai, bahwa di tengah kekhwatiran sebagian user dan investor sedang wait and see, akan ada saja investor cerdas yang memanfaatkan momentum ini. Dimana saat ini pengembang akan menggunakan berbagai media promosi untuk merangsang minat pembeli masyarakat.
"Dari awal tahun ini hingga Pemilu Presiden pertengahan tahun, merupakan waktu yang tepat untuk investasi di sektor properti, karena umumnya pengembang memberikan harga terbaiknya," ujar Anto.
Jika Pemilu tahun ini berlangsung stabil, kata Anto, maka kepercayaan investor meningkat, otomatis memperbaiki neraca transaksi berjalan, diikuti kembalinya investor menanamkan modalnya di Indonesia.
Senada dengan Anto, Analis Riset First Asia Capital David Sutyanto, sebagai instrument investasi, prospek sektor properti tetap menarik di awal tahun Kuda Kayu ini.
Meski masih ada beberapa hambatan, terutama dari suku bunga dan aturan Bank Indonesia soal uang muka KPR, namun sektor properti memiliki fundamental yang kuat. Keunggulan dari investasi properti, adalah demand properti masih tinggi dan daya beli masyarakat pun masih sangat tinggi.
"Jika dibanding sektor saham, pada Januari 2014, saat kenaikan indeks saham 0,03persen, penguatan sektor properti merupakan yang tertinggi yaitu 8,01 persen. Tingginya penguatan sektor properti itu didorong oleh ekspektasi terhadap kenaikan pasar properti di tahun ini menyusul optimisme penurunan inflasi dan BI Rate yang menjadi acuan bungakredit," kata David, di Surabaya. (uwa)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pasar Properti 2014 Tetap Optimis
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/03/pasar-properti-2014-tetap-optimis.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pasar Properti 2014 Tetap Optimis
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pasar Properti 2014 Tetap Optimis
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar