PANGKALPINANG, BANGKA POS -- Sebanyak 17 kelurahan di Pangkalpinang yang menjadi tempat pemicuan Dinkes Pangkalpinang pada program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini ditujukan kepada kelurahan yang warganya masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada warga akan pentingnya kebersihan dan akibat negatif yang akan ditimbulkan dari BABS.
Seperti diungkapkan Sukawati staf Dinas Kesehatan Pangkalpinang bahwa program STBM sudah dijalankan sejak tahun 2011. Akan tetapi hasil yang didapatkan masih minim. Karena untuk merubah perilaku manusia tidak mudah, harus ada evaluasi yang berkelanjutan.
"Setiap 3 bulan sekali kita adakan sosialisasi terhadap masyarakat yang masih BABS dan adakan evaluasi setelah diadakan sosialisai tersebut. Dengan demikian kita mengadakan kerja sama dengan pihak kelurahan, RT/RW mengenai perilaku warganya." kata Sukawati, Selasa (21/1).
Sukawati mengatakan bahwa untuk mengubah perilaku masyarakat tidak lah mudah harus sabar, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Sedangkan kelurahan di Pangkalpinang yang masih terdapat warga BABS seperti kelurahan Tuatunu, Opas Indah, Trem Seberang, Lontong Pancur, Pangkalbalam dan beberapa daerah lainnya. Biasanya warga yang masih BABS di daerah pinggiran sungai, selokan dan kebun.
Sukawati menjelaskan dalam sosialisasi dinkes mengadakan kerjasama denga dinas PU, puskesmas yang ada di setiap kecamatan. Hal ini dilakukan agar supaya program dinkes cepat tercapai masyarakat hidup bersih dan sehat. Sehingga, apabila ada kelurahan yang benar-benar tidak ada lagi hal tersebut, maka akan dideklarasikan kelurahan bebas BABS. Dan kelurahan tersebut akan mendapatkan penghargaan dan sertifikat.
Selain BABS yang menjadi perhatian, ternyata septitenk WC warga ada yang membuang saluran kotoran ke sungai dan selokan. Sebab mestipun BAB nya di WC akan tetapi pembuangan kotoran tersebut sangat mencemarkan.
"Bisa dibayangkan jika dalam satu rumah ada 6 orang. Dalam satu hari mereka bab paling sedikit 2 kali, berapa banyak kotoran yang terdapat di sungai dan selokan tersebut. Dimana itu sangat tidak baik, karena dapat menyebabkan sarang penyakit." jelas Sukawati.
Lebih lanjut dikatakan bahwa selain itu ada juga masalah masih banyak warga yang membuang pempes anak mereka di kotak sampah. Dan itu juga tidak baik, karena seharusnya kotoran tersebut dibuang di WC dan setelah bersih pempesnya baru dibuang ke tempat sampah.
"Dalam mengatasi hal tersebut, kami terus mengadakan penyuluhan, sosialisasi, agar supaya timbul rasa malu dan jijik warga apabila BABS. Sehingga timbul kesadaran agar supaya hidup bersih dan sehat, tidak mencemarkan lingkungan." ujar Sukawati.
STBM terdapat 5 pilar yaitu stop BABS, Cuci tangan pakai sabun setelah Bab, pengelolaan makanan dan minuman rumah tangga dan pengelolaan sampah rumah tangga. (l5)
Anda sedang membaca artikel tentang
17 Kelurahan Masih Ada Warga BABS
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/01/17-kelurahan-masih-ada-warga-babs.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
17 Kelurahan Masih Ada Warga BABS
namun jangan lupa untuk meletakkan link
17 Kelurahan Masih Ada Warga BABS
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar