Laporan Wartawan Bangka Pos Nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Ketua Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bangka (FKDAS Bangka) Jauhari menilai banjir yang terjadi Minggu (29/12/2013) lalu seperti Desa Mapur, akibat penambangan timah yang dilakukan oleh beberapa oknum yang merusak aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Mapur.
Banjir ini mengakibatkan belasan rumah terendam banjir dan aktifitas masyarakat di Desa Mapur lumpuh total. Kondisi ini juga diakuinya tidak jauh berbeda dengan di Sungailiat dan sepanjang jalan menuju Belinyu.
"Permasalahan banjir ini diakibatkan oleh DAS yang kritis dan lahan yang kritis akibat praktek-praktek pertambangan yabg membabibuta dan pembukaan lahan yang membabat habis hutan-hutan. Seharusnya jadi penahan, pelindung dan penyerapan air hujan. Erosi parit, erosi tebing dan sedimentasi(MPM) inilah yang mengakibatkan banjir, karena oknum-oknum penambang, dengan menggunakan alat berat membabat habis hutan," ungkap Jauhari, Selasa (31/12/2013) kepada bangkapos.com.
Diakuinya, dengan terjadinya musibah banjir terjadi semua pihak mulai saling menyalahkan dan saling tuding atau pura-pura tutup mata dan telinga atau sengaja dibutakan hati dan nuraninya melihat kesengsaraan masyarakat akibat banjir ini.
Untuk itu Jauhari menyarankan agar Pemkab Bangka menghentikan, pemberian izin dan penambangan yang dapat mengakibatkan bencana seperti ini.
"Jangan hanya memikirkan kepentingan pribadi demi mengeruk keuntungan dari alam yang ada di Pulau Bangka ini," tegas Jauhari.
Anda sedang membaca artikel tentang
DAS Rusak, Banjir Melanda
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2013/12/das-rusak-banjir-melanda.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
DAS Rusak, Banjir Melanda
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar