BANGKAPOS.COM, KASHMIR - Dua hari dua malam di Kashmir terasa singkat bagi mereka yang senang bertualang dan mendapatkan kejutan dari pengalaman baru. Meskipun tidak terlalu banyak tempat untuk dikunjungi, masing-masing tempat membutuhkan waktu longgar untuk dijelajahi.
Kashmir ada di wilayah utara India. Secara geografis, posisinya berbatasan dengan Pakistan. Jajaran perbukitan memisahkan dua negara yang hubungannya pasang surut ini. Tidak heran jika warga Kashmir berbeda dengan umumnya warga India. Postur dan garis wajah warga Kashmir yang tinggi kurus berpipi tirus mirip dengan warga Pakistan.
Kashmir pada awalnya dipakai untuk merujuk hamparan lembah yang terletak di antara Pegunungan Himalaya dan Pir Panjal. Karena secara geografis berada di "atas", Kashmir kerap disebut sebagai "mahkota India".
Dalam rangka promosi wisata, Kashmir disebut juga sebagai "surga di bumi". Dalam bahasa setempat, Kashmir merupakan nama lain untuk surga. Ketika ada di Kashmir dan menyaksikan keindahan alamnya, kaisar Mughal keempat, Jehangir (1596-1627), bahkan berseru, "Jika ada surga di bumi, di sinilah tempatnya. Ya, di sini tempatnya."
Agak berlebihan jika kita cerna ungkapan itu sekarang. Apalagi untuk yang telah menjelajah banyak tempat indah. Namun, ungkapan itu cukup beralasan. Sebagai "surga di bumi", Kashmir kemudian dinilai sangat berharga. Tak seorang pun dari luar wilayah Kashmir diperbolehkan memiliki tanahnya. Karena alasan yang sama, warga Kashmir yang merantau tidak pernah melepaskan statusnya sebagai warga Kashmir. Mereka tidak ingin "kehilangan surga" untuk kali kedua.
Lalu, seperti apa tampaknya surga itu? Kita cermati dari tiga tempat yang paling populer dikunjungi di Kashmir, yaitu Taman Mughal, Danau Dal, dan Gulmarg.
Penerbangan
Dari Jakarta, banyak pilihan penerbangan yang bisa digunakan untuk sampai di Kashmir. Bersama rombongan, akhir September lalu, saya menumpang Garuda Indonesia dilanjutkan dengan Jet Air. Setelah transit di Singapura, kami menuju New Delhi. Bermalam di Delhi, keesokan paginya, perjalanan menggunakan Jet Air dilanjutkan ke Kashmir. Garuda Indonesia dan Jet Air memang tengah bekerja sama untuk jalur wisata di India. "Potensinya cukup besar," ujar GSA Manager Jet Airways Defi Bondang.
Hamparan lembah hijau yang dikelilingi perbukitan dan Pegunungan Himalaya tampak dari jendela pesawat. Cerah di akhir musim panas, medio September lalu, menghadirkan pemandangan "surga" dari ketinggian.
Dengan empat musim, Kashmir punya empat karakter berbeda. Musim semi, antara Maret dan Mei, membuat hamparan bunga aneka warna tumbuh dan menunjukkan kemolekan. Suhu udara berkisar 6-23 derajat celsius. Disusul musim panas yang berakhir Agustus dengan suhu 25-35 derajat celsius. Seluruh lembah tampak seperti mosaik hijau saat musim panas.
Berikutnya, diawali September adalah musim gugur. Untuk sejumlah orang, keindahan Kashmir muncul di akhir September saat dedaunan hijau berubah warna menjadi keemasan, coklat muda, lalu merah. Suhu udara sangat nyaman, berkisar 10-23 derajat celsius.
Musim dingin datang pada bulan Desember hingga Maret. Semua perbukitan dan lembah tertutup salju tebal. Di musim dingin, kawasan perbukitan di Kashmir merupakan kawasan bersalju terbaik di Asia.
Anda sedang membaca artikel tentang
Panorama Alam Kashmir "Surga di Bumi"
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2013/11/panorama-alam-kashmir-di-bumi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Panorama Alam Kashmir "Surga di Bumi"
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Panorama Alam Kashmir "Surga di Bumi"
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar