Peran Laboratorium dalam Pengamatan Penyakit Menular

Written By Unknown on Selasa, 02 September 2014 | 11.37

Meiristia Qomariah, SKM, M. Epid, PNS di Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan  Bangka Belitung dan Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

Belum hilang kekhawatiran kita oleh kemunculan penyakit menular Avian Influenza A subtype H5N1 atau yang dikenal masyarakat dengan flu burung, akhir-akhir ini dunia termasuk Indonesia diresahkan dengan penyakit yang bernama Ebola. Sementara itu penyakit klasik menular perantara vektor nyamuk seperti Malaria, Demam Berdarah Dengeu tetap eksis memberikan konstribusi masalah kesehatan masyarakat serius sampai ini dengan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkannya masih cukup tinggi.
Masalah penyakit infeksi yang "baru" terdeteksi oleh manusia dan penyakit yang tadinya "sudah terkendali" namun kemudian meningkat kembali  sudah dibicarakan sejak awal tahun 1990-an, dan diprediksi akan menjadi masalah global di masa mendatang. Kelompok New Emerging Infectious Diseases (NEID) antara lain Avian Influenza (2004), SARS (2003), West Nile Virus (1999), Nipah Virus (1999), Hantaan virus (1977), Legionella pneumophilla (1977), Ebola virus (1977), Hepatitis C (1989), dan lain sebagainya. Kelompok Re Emerging Infectious Diseases (REID) antara lain Cholera, Diphtheria, Malaria, Tuberkulosis, Japanese Encephalitis, Rift Valley Fever, Dengue Fever, DHF, dan lain sebagainya.
Penyebab penyakit menular yang tergolong "baru"  dan " sudah terkendali" namun meningkat kembali sebagian besar bahkan dominan disebabkan oleh agent/penyebab penyakit yang dinamakan bakteri dan virus. Penularan penyakit antar manusia yang terjadi bisa melalui udara , air , melalui vektor seperti nyamuk, lalat. Selain itu bisa terjadi penularan dari hewan ke manusia atau manusia ke hewan  seperti: Avian Influenza, Japanese Encephalitis, Rabies. Dalam penegakkan diagnosisnya tidak cukup hanya melalui pemeriksaan klinis oleh dokter namun perlu didukung oleh pemeriksaan laboratorium kesehatan yang memadai.

Surveilan penyakit menular
Penyakit menular dalam upaya pengendaliannya perlu didukung oleh sistem pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan atau dikenal dengan istilah surveilan penyakit . Surveilan penyakit adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit/masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit/masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan, analisis dan penyebaran informasi (diseminasi) (Depkes 2003) .
Surveilan penyakit diselenggarakan dengan tujuan agar tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat. Data penyakit yang dikumpulkan bisa penyakit menular maupun penyakit tidak menular tergantung jenis penyakit yang dianggap atau diprioritaskan untuk dilakukan pengamatan.
Surveilan penyakit menular dalam pengumpulan data dapat bersumber dari pencatatan/ register Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium. Diagnosa klinis maupun diagnosis yang ditunjang oleh pemeriksaan Laboratorium menjadi data dasar dalam pengamatan penyakit. Namun seiring banyaknya penyakit menular yang tidak memiliki gejala khas sehingga sulit dibedakan gejala klinis antar penyakit, maka pemeriksaan laboratorium sangat mutlak diperlukan dalam penegakkan diagnosis  yang benar dan akurat (konfirm). Sebagai contoh antara penyakit malaria dan demam typhoid memiliki gejala klinis yang sama antara lain: panas, muntah, nyeri perut sehingga untuk menghindari kesalahan dalam penegakkan diagnosis, seorang dokter memerlukan pemeriksaan laboratorium.
Penegakkan diagnosis yang benar dengan konfirmasi laboratorium sangat penting dalam pemberian terapi yang tepat dan data penyakit yang dikumpulkan benar-benar akurat guna analisis dan rekomendasi intervensi yang dihasilkan dari kegiatan pengamatan penyakit guna pemecahan permasalahan kesehatan.

Peran laboratorium
Seiring dengan perkembangan penyakit menular yang muncul dan menjadi masalah global dan nasional saat ini yang dominan disebabkan oleh virus dan bakteri, menjadikan peran laboratorium sangat besar dalam penentuan penyebab pasti penyakit. Kemampuan laboratorium dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dari golongan bakteri dan virus harus dilengkapi komponen pemeriksaan antara lain mikrobiologi, virologi, dan immuno serologi.
Pada umumnya kemampuan dalam pemeriksaan penyebab penyakit dari golongan bakteri dan virus kurang dimiliki laboratorium daerah karena keterbatasan sarana prasarana prasarana dan kurangnya sumber daya manusis (SDM) yang terampil dalam melakukan pemeriksaan tersebut termasuk di daerah kita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai contoh dari kegiatan pengamatan penyakit menular yang dilakukan petugas surveilan di Puskesmas maupun Kabupaten/Kota terjadi peningkatan kasus yang dilihat dari gejala klinisnya diduga dikarenakan virus campak (suspek campak).
Untuk membuktikan dugaan penyebab penyakit tersebut sampai saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung harus mengirim sampel darah yang diambil dari penderita untuk diperiksakan ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan milik Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Begitu juga untuk pembuktian pasti penyakit lain seperti difteri, sampai saat ini para dokter hanya bisa menegakkan diagnosis kasus melalui gejala klinis.  
Hal ini dikarenakan kita di daerah belum memiliki sarana dan prasarana pemeriksaan mikrobiologi untuk melakukan isolasi bakteri "Corynebacterium diphtheria" penyebab difteri dan laboratorium immuno serologi untuk pemeriksaan virus campak.
Masih kurangnya kemampuan dan keterbatasan laboratorium daerah dalam penentuan penyakit, menyebabkan penentuan pasti penyebab/agent penyakit sulit dilakukan. Sehingga para klinisi/dokter sering memberikan diagnosa dugaan yang terkesan kurang pasti atau dikatakan sebagai "suspek" untuk beberapa penyakit menular yang tidak didukung pemeriksaan laboratoriumnya. Dalam kegiatan pengamatan/surveilan penyakit menular, hal ini akan mengakibatkan terkendalanya upaya penanggulangan dan pengendalian apabila kasus "suspek" ini mengalami peningkatan jumlah dalam kurun waktu tertentu dan mengarah pada kejadian Luar Biasa (KLB).
Hal ini dikarenakan untuk mengetahui penyebab pasti sebagai salah satu dasar penetapan KLB, daerah harus melakukan pengiriman sampel guna diperiksa ke laboratorium rujukan yang ditunjuk, sehingga hasil tidak dapat diperoleh segera  karena memerlukan waktu mulai dari pengambilan sampel, pengiriman, pemeriksaan sampai diketahuinya hasil. Ini mengakibatkan penanggulangan dan pengendalian penyakit yang menimbulkan Kejadian Luar Biasa tidak bisa dilakukan secara tepat dan cepat (< 1 x 24 jam) sejak kasus ditemukan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.
Memperhatikan pentingnya peran laboratorium dalam pengamatan penyakit menular dengan diagnosis pasti, maka pemerintah daerah perlu mengembangkan dan meningkatan sarana prasarana dengan kuantitas dan kualitas SDM laboratorium daerah yang memadai melalui dukungan prioritas kebijakan dan anggaran.
Sehingga, upaya penanggulangan dan pengendalian penyakit menular terutama yang menjadi permasalahan lokal daerah dapat dilakukan secara cepat dan tepat karena daerah telah mampu mengidentifikasi sendiri penyebab penyakit tanpa harus mengirim dan menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan milik pemerintah pusat. Jika kedepan hal ini mampu dilakukan, akan semakin menunjukkan kemandirian daerah dalam sektor kesehatan.(*)

Simak berita lengkapnya di Bangka Pos / Pos Belitung / Koran BN edisi cetak.


Anda sedang membaca artikel tentang

Peran Laboratorium dalam Pengamatan Penyakit Menular

Dengan url

http://bangkabarita.blogspot.com/2014/09/peran-laboratorium-dalam-pengamatan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Peran Laboratorium dalam Pengamatan Penyakit Menular

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Peran Laboratorium dalam Pengamatan Penyakit Menular

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger