PANGKALPINANG, BANGKA POS - Musim kampanye menjadi ajang para calon anggota legislatif (Caleg) mempromosikan diri. Beragam cara dilakukan para caleg untuk menarik simpati rakyat. Salah satunya melibatkan gadis-gadis cantik, seksi dan tentu saja bahenol untuk membagi-bagikan stiker, brosur dan alat kampanye lainnya kepada warga.
Inilah yang terlihat di perempatan Jalan Mentok Pangkalpinang, belum lama ini. Beberapa gadis tersebut tak lain adalah Sales Promotion Girl (SPG) yang berkaos ketat. Mereka terlihat hilir mudik membagikan brosur salah satu caleg DPR RI.
"Mohon mas, jangan lupa coblos nomor ini," ujar seorang SPG berbadan tinggi sambil menyodorkan brosur caleg yang dipromosikanya kepada pengendara yang melintas.
Entah ampuh atau tidak trik ini, tapi pengendara cukup antusias menerima brosur yang disodorkan ataupun mendengarkan promosi SPG tersebut. "Mana uanganya mbak, kok cuman brosur, biasanya caleg kasih dengan uang," canda seorang pengendara sepeda motor kepada SPG tersebut.
Menariknya lagi, SPG tersebut mengaku mereka dibayar sebesar Rp 500 ribu per hari. "Kami dikontrak selama masa kampanye hanya untuk membagi-bagikan alat peraga kampanye. Setiap hari kami mendapatkan honor Rp 500 ribu per hari," ungkap seorang SPG yang mengaku bernama Outri ketika ditemui Bangka Pos, Jumat (4/4).
Sementara beberapa perempuan belia berparas cantik dan berbodi aduhai memanfaatkan kampanye salah satu parpol untuk melariskan dagangan mereka. SPG sebuah produk rokok tersebut sibuk mondar-mandir dan menyapa simpatisan di tengah hingar bingar kampanye. "Harganya cuma Rp15.000 bang sebungkus. Coba deh, enak," kata SPG itu dengan menebar senyum memesona.
Tentu saja kehadiran SPG tersebut terlihat mencolok di antara ribuan simpatisan yang mengenakan kaos parpol. Dagangan mereka pun laris manis dibeli simpatisan pria.
Seorang pengendara sepeda motor, Ikhsan menilai menggunakan jasa SPG dalam kampanye merupakan suatu bentuk kreativitas. Dia menyebut hal itu sah-sah saja selama mengedepankan etika.
"Ini adalah kreativitas masing-masing, yang penting adalah kemauan menjaga etika dan moral dalam mengikuti pola kampanye. Masyarakat membutuhkan kampanye yang punya nilai etis," ujar warga Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang itu.
Goyang dangdut
Selain memanfaatkan jasa SPG cantik, hiburan musik dangdut ditambah goyangan para penyanyinya kerap jadi andalan untuk menarik simpati masyarakat berbondong-bondong memenuhi lokasi kampanye.
Hanya saja, pada Pemilu kali ini, beberapa biduan dangdut di Kota Pangkalpinang sepi order, bahkan ada yang gigit jari, karena sebagian besar partai politik maupun caleg lebih cenderung memilih cara blusukan untuk meraih simpati pemilih dibanding kampanye akbar yang menggelar pesta rakyat alias dangdutan.
Seperti dirasakan seorang biduan dangdut, Anggun Permata (21) mengungkapkan sejak dimulai masa kampanye Pemilu 2014, dirinya baru satu kali mendapat kesempatan manggung. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan musim kampanye pada Pemilu sebelumnya.
"Pada Pemilu sebelumnya, banyak parpol mengontrak saya untuk menghibur massa kampanye, tetapi Pemilu kali ini baru satu kali. Biasanya kan jauh-jauh hari sudah teken kontrak," ungkap Anggun, belum lama ini.
Lain Anggun, lain pula Dhea Puspitasari (21). Perempuan muda bertubuh seksi yang biasa tampil di tempat hiburan malam ini mengaku banyak parpol memberikan tawaran untuk manggung kampanye partai. Namun mahasiswi salah satu perguruan tinggi ini hanya mengambil tawaran menyanyi di Kota Pangkalpinang.
"Untuk daerah lain biar rezekinya diambil teman penyanyi lain," ujar Dhea.
Untuk tarif sekali manggung saat kampanye, Dhea menaikkan harga dibanding menyanyi hari-hari biasa. "Kalau hari biasa saya pasang Rp 1 juta per penampilan, tapi saat kampanye, seperti sekarang naik jadi Rp 3 juta sekali manggung," kata dia.
Sementara soal penampilan Dhea selalu berpakaian seksi dengan rok mini. "Kalau ndak seperti itu (berpakaian seksi) nggak dapet job manggung," ujarnya.
Tapi tidak semua penyanyi dangdut mau berpenampilan seksi. Fika Sari misalnya, penyanyi yang satu ini dengan tegas menolak tawaran bernyanyi jika diminta harus berpakaian seksi serba mini. "Pernah ditawari nyanyi, tapi mintanya berpakaian seksi langsung saya tolak," ucap Fika.
Menanggapi penampilan para biduan dangdut, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pangkalpinang, Akhmad Elvian menilai belakangan mulai melewati batas norma masyarakat.
"Beberapa warga secara lisan menyampaikan ke saya bahwa penampilan biduan sudah di luar batas kewajaran. Karena tampil di muka umum ditonton anak-anak dan orang dewasa tapi berpakaian seperti itu (seksi, mini) kan tidak pas," kata Elvian.
Pihaknya bersama jajaran kepolisian dan masyarakat mewacanakan untuk membuat batasan pakaian biduan dengan memberikan pembinaan. Harapannya, tahun depan batasan pakaian biduan tersebut dapat dituangkan dalam peraturan daerah.
Tidak melanggar
Sementara itu, Panwaslu Kota Pangkalpinang tidak mempersoalkan jika ada partai politik berkampanye dengan menggunakan jasa SPG-SPG cantik untuk menggaet suara rakyat.
"Itu adalah kreativitas masing -masing, tapi yang terpenting adalah kemampuan menjaga etika dan moral dalam mengikutkan pola-pola kampanye," ujar Anggota Panwaslu Kota Pangkalpinang, M Amir.
Amir menjelaskan penampilan SPG - SPG itu tidak melanggar aturan berkampanye.
"Oh, tidak ada yang melanggar aturan. Tidak ada pelanggaran aturan. Hanya saja masyarakat membutuhkan itu dalam proses penyelenggaraan kampanye itu ada nilai-nilai etik moral yang menjadi basis dalam sebuah aktivitas kampanye," kata Amir.
Amir menambahkan, tidak ada di dalam aturan Pemilu yang melarang artis dangdut tampil seronok saat kampanye parpol. Namun jika menimbulkan kerusuhan, bisa dikenakan sanksi.
"Tidak boleh ada suatu perbuatan yang dikatakan melanggar, kalau tidak ada aturan yang mengatakan itu melanggar," kata Amir.
Amir menegaskan, artis yang berpenampilan seronok, bisa saja dijerat dengan Undang-undang (UU) pornografi. "Jadi harus ada pembagian tugas yang jelas, jadi jangan ditumpahkan semua ke Panwaslu, karena kebetulan dalam suasana Pemilu," katanya
Panwaslu Pangkalpinang hanya akan menyampaikan keberatan dari masyarakat ke pimpinan parpol, jika ada yang merasa terganggu dengan penampilan seronok artis dangdut saat manggung pada kampanye parpol atau caleg. (mg1)
Anda sedang membaca artikel tentang
SPG Seksi Dibayar Rp 500 Ribu
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/04/spg-seksi-dibayar-rp-500-ribu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
SPG Seksi Dibayar Rp 500 Ribu
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar