Opini: Doa Tahun Politik

Written By Unknown on Kamis, 10 April 2014 | 11.37

Oleh Rifky Riswan Tanjung, Editor Berita Tabloid Kritma UBB/ Mahasiswa Sosiologi FISIP UBB

Marilah kita berdoa, tundukan kepala, semoga para pejabat terpilih kelak adalah orang yang amanah, jujur, ideal, yang menanamkan nilai - nilai perjuangan Indonesia

Disela - sela kesibukan politikus ga politik, terdapat fenomena  krisis kepercayaan dari rakyat . Hal ini pula yang menyebabkan stigma miring bahwa pemilu bukanlah menjadi  alat kemajuan Negara. Namun, pada realitasnya yang menjadi faktor pendorong fenomena ini adalah pejabat yang terpilih memakai otoritas kekuasaannya untuk hal yang tidak baik. Lalu disisi lain secara kesejahteraan sosial masyarakat yang masih berdilematis. Inilah tentunya yang menjadikan masyarakat kita terkesan traumatic dalam pagelaran panggung politik demokrasi.
Secara sosiologi politik memang benar adanya, bahwa negeri ini masih baru memulai mengihidupkan demokrasi saat reformasi yang dianggap solusi pasca runtuhnya rezim otoriter lalu. Dalam artian, sistem politik di Indonesia masih muda dan masih masa transisi, dan keberadaan itu berpengaruh pada situasi shock atau penuh dengan kontradiksi di dalamnya.
Akan tetapi, banyak diantara para intelektual, akademisi, lalu para pengamat politik nasional mencoba memberikan narasi singkat tentang demokratisasi di Indonesia. Yaitu, sistem yang masih dalam masa transisi ini akan terus melakukan modifikasi bahkan mengikuti proses sosial dengan kebudayaan yang ada dan akan menjadi Negara berkembangan ketika usia negeri ini mulai menua di angkat satu abad. Sehingga akan muncul taktik demokrasi optimistis setelah taktik demokrasi pesimistis.
Sebuah penelitian tentang  kesadaran politis masyarakat di negara maju dimana partisipasi politik mereka lebih tinggi dibandingkan dengan Negara berkembang atau dunia ketiga. Kenapa ini bisa terjadi?  kesadaran poltik yang mendorong lemah atau kuatnya partisipasi politik dipengaruhi oleh kondisi sosial-ekonomi yang sudah maju di Negara kuat. Pengaruh sosial-budaya, yang kemudian merekonstruksi kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi politik walaupun akhirnya akan tetap ada lable golput disegelintir masyarakat. Tetapi itulah konsekuensi dari dinamika sosial dalam hidup kita yang saling berinteraksi satu sama lain.
Indonesia adalah negara berkembang yang kaya dengan budaya, sumberdaya alam, jenis masyarkatnya dan tentu pula yang sedang urgen adalah masih ada ketergantungan moda prooduksi dengan Negara asing. Realitas lain yang tergambar dalam nuansa politik juga ada pada kasus miring yang mendera para pejabat terpilih. Hal ini tidak menafikan bahwa kita masihlah jauh dari kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Secara tak langsung gambaran inilah yang berimplikasi pada partisipasi poltik dan menurunnya kepercayaan masyarakat dalam dunia politik.
Keironian tersebut menjadi faktor pendukung pula proses tumbuh kembangnya penyakit sosial yaitu praktik money politics para legislator untuk dipilih dalam rangka memantik semangat para partisipan politik ditengah krisis kepercayaan. Lebih tragis pula, praktik ini dilanggengkan secara sadar oleh masyarakat melalui penerimaan uang atau barang, dan apapun bentuknya yang dipertukarkan untuk mempengaruhi kebijakan seseorang agar menarik simpatik untuk pemberi.
Bayangkan saja para pembaca yang budiman jika praktik ini terus berlangsung, sampai kapan kita akan menjadi bangsa yang arif dan bijaksana.
Jika kita ingin memangkas praktik kecurangan ini maka dibutuhkan semacam proses penyadaran seperti menolak transaksi secara kolektif oleh masyarakat dan tetap ikut pada pesta demokasi.  Metode ini dapat menjadi bentuk penyadaran terinternalisasi secara dalam di hati rakyat. Tahapan penyadaran ini dapat dilakukan melalui sosialisasi politik oleh berbagai elemen masyarakat baik di tingkat akademisi, lintas Ormas, dan Institusi sosial lainnya.
Cara lain adalah dengan peningkatan mutu kualitas hidup untuk rakyat oleh struktur politik dari  lintas tertinggi hingga terkecil harus seefektif dan seefesien mungkin mampu tanggap  menesejahterakan masayarakat kita ditengah persaingan ekonomi global. Hal tersebut dilakukan dengan cara menciptakan struktur lembaga pemerintahan yang baik dan bersih serta kuat agar lebih peduli untuk masyarakat yang lebih baik.

Harapan tahun politik
Dalam hitungan hari, pesta demokrasi akan berlangsung diberbagai lokasi seluruh Indonesia. Harapan, cita - cita rakyat sudah dihimpun oleh para calon wakil rakyat yang akan dipilih. Sebuah pesan untuk kita semua jika kita merasa optimis dengan pembangunan negeri ini baik secara fisik maupun psikis yaitu, marilah berbuat baik untuk pembaharuan citra politik yang lebih baik, untuk kemajuan negeri dan optimis dalam melangkah. Marilah pula sebagai kontenstan poltik untuk mengajarkan rakyat dengan cara yang jujur. Menekan angka golput tanpa money politik, dengan mengajarkan kejujuran di masyarakat sekitar. Niscaya mereka akan mempercayai bapak/ibu calon wakil rakyat sekalian.
Politik menjadi busuk bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi sedikitnya orang yang ingin berbuat baik secara benar. Marilah kita berdoa, tundukan kepala, semoga para pejabat terpilih kelak adalah orang yang amanah, jujur, ideal, yang menanamkan nilai - nilai perjuangan Indonesia. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Opini: Doa Tahun Politik

Dengan url

http://bangkabarita.blogspot.com/2014/04/opini-doa-tahun-politik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Opini: Doa Tahun Politik

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Opini: Doa Tahun Politik

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger