BANGKAPOS.COM - Pelaku penipuan lewat ponsel yang memakan ratusan korban di seluruh Indonesia, Rahmad Darmawan alias Faisal (37), tidak mau menyebut siapa sindikatnya. Ia bersikukuh melakoni sendiri dalam setiap aksi penipuan yang mengatasnamakan dirinya sebagai Kepala Bea Cukai Tanjung Priok.
Lelaki asal warga Jalan Selamat Gang Sederhana, Kelurahan Binjai, Medan Denai, Medan atau Jalan M Yakub, Kelurahan Kera Hilir, Medan Perjuangan mengaku untuk menghubungi calon korban dilakukan di kamarnya. Ruang yang sepi itu diakui agar terkesan seperti ruang kantor seorang pejabat yang tidak ada suara anak buah. "Kadang sambil tiduran dan berdiri sambil berjalan mondar-mandir," tutur tersangka kepada penyidik, Jumat (27/12/2013).
Tersangka saat diinterogasi terkait nomor ponsel apa saja yang dipakai, dengan lugas tersangka mengaku nomor apa yang akan dihubungi secara acak itu. Apabila nomor calon korban simpati, tersangka melepas nomor ponselnya kemudian diganti kartu simpati dan menggunakan jasa talk mania. Begitu pula sebaliknya, jika nomor calon korban IM3, Mentarai dan XL kartu tersangka diganti. "Memang tersangka memanfaatkan paket murah yang ditawarkan operator," kata penyidik.
Jumlah kartu ponsel yang dipakai, tersangka mengaku lupa karena jumlahnya sudah cukup banyak karena setelah melakukan aksi langsung dibuang. Terlebih kartu ponsel yang dipakai berhasil mempedayai korban, kartu itu langsung dicopot dan dibuang. Hal itu dilakukan tersangka untuk menghindari pelacakan nomor oleh petugas kepolisian. "Seperti nomor yang dipakai menipu orang Sidoarjo juga langsung dibuang karena uangnya sudah kena Rp 20 juta," jelas penyidik.
Saat dipancing penyidik terkait dari mana ilmu itu, Rahmad Darmawan tidak langsung menjawab. Ia menundukkan wajah dan menjawab jika ulah itu dilakukan dari coba-coba. Melihat adanya dugaan tersangka tidak berkata jujur, penyidik terus mengejar apakah pernah ikut orang yang berprofesi seperti itu, tersangka hanya menggelengkan kepala. "Kami menduga jaringan tersangka itu rapi. Kemungkinan tersangka sudah dibekali agar tutup mulut jika sampai tertangkap polisi," katanya.
Tersangka juga dicurigai penyidik sebagai penyebar SMS berhadiah yang mengatasnamakan perusahaan. Modus yang dilakukan itu untuk memancing respons masyarakat atau calon korban agar menghubungi ponsel yang dicantumkan. Rahmad Darmawan yang sudah pandai mengibul meyakinkan korbannya dengan tujuan mengeruk uang.
Petugas tadi menceritakan, pernah ada calon korban yang dijanjikan mendapat hadiah Rp 75 juta dan calon korban lantas disuruh mengirim nomor rekening yang dimiliki. Setelah mengirim nomor rekening, tersangka justru minta ditransfer lebih dulu Rp 20 juta sebagai syarat administrasi. Karena ada kejanggalan, calon korban itu mengiyakan tapi tidak berangkat ke ATM atau bank.
"Tak lama kemudian, penipu menghubungi lagi dan mengancam memblokir rekening yang dimiliki calon korban. Nah ulah cara penipuan seperti itu agar diwaspadai. Nggak bakalan ada perusahaan memberi hadiah dengan model seperti itu," tutur Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Rony Setyadi.
Dalam kasus ini, penyidik Polres Sidoarjo terus berjuang menguak siapa orang yang ada di belakang tersangka dan siapa saja mata rantainya. Karena modus penipuan model seperti ini sangat marak dan diindikasikan saling mengkait. "Makanya pemeriksaan kami intensifkan terus. Mudah-mudahan bisa menguak jaringan penipuan lewat ponsel," terangnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Rahmad Darmawan Tutup Mulut Dinterogasi Polisi
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2013/12/rahmad-darmawan-tutup-mulut-dinterogasi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Rahmad Darmawan Tutup Mulut Dinterogasi Polisi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Rahmad Darmawan Tutup Mulut Dinterogasi Polisi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar