BANGKAPOS.COM, WASHINGTON - Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2013 kembali direvisi, turun 0,2 persen menjadi 3,1 persen. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ada tiga faktor yang melatari penurunan itu.
Dalam laporan World Outlook terbaru, IMF menyebutkan faktorpertama adalah pertumbuhan yang terus mengecewakan di negara-negara berkembang utama. Penurunan ini mencerminkan berbagai tingkat kemampatan infrastruktur dan keterbatasan kapasitas lain, pertumbuhan permintaan eksternal lebih lambat, harga komoditas yang lebih rendah, kekhawatiran stabilitas keuangan, dan dalam beberapa kasus lemahnya dukungan kebijakan.
"Pertumbuhan di mana-mana sedikit lebih lemah dari perkiraan April. Negara-negara BRICS (China, Brasil, Rusia, India dan Afrika Selatan) telah mengalami speed bumps," kata Kepala Ekonom IMF Olivier Blanchard, Selasa (9/7/2013) dalam sebuah konferensi pers. Perekonomian China, misalnya, diperkirakan akan turun ke pertumbuhan 7,8 persen pada 2013 dan 7,7 persen pada 2014.
IMF menilai banyak negara berkembang menghadapi "trade-off" (tarik-menarik) antara kebijakan makroekonomi untuk mendorong kegiatan ekonomi yang lemah dan upaya mereka mengatasi arus keluar modal.
Di negara-negara berkembang, IMF berpendapat pelonggaran moneter bisa menjadi pertahanan baris pertama terhadap risiko penurunan. "Dengan prospek pertumbuhan lebih lemah dan masalah-masalah peninggalan potensial dari periode pertumbuhan kredit pesat yang berkepanjangan, kerangka kebijakan harus siap untuk menangani kemungkinan peningkatan risiko stabilitas keuangan," ujar IMF dalam laporannya itu.
Kedua, resesi di kawasan euro ternyata melebihi perkiraan. Berinteraksinya permintaan rendah, kepercayaan yang tertekan, dan neraca yang lemah, memperburuk dampak terhadap pertumbuhan. Resesi berkepanjangan juga merupakan dampak dari kondisi fiskal dan keuangan yang ketat.
IMF menuliskan pula, kawasan euro akan tetap dalam resesi pada 2013, dengan kegiatan ekonomi mengalami kontraksi 0,6 persen. Pertumbuhan akan meningkat menjadi 0,9 persen pada 2014, dengan 0,1 persentase poin lebih lemah dari proyeksi sebelumnya, kata laporan itu.
Ketiga, perekonomian AS telah berkembang dengan kecepatan yang lebih lemah, karena kontraksi fiskal yang lebih kuat membebani peningkatan permintaan swasta.
IMF memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 1,7 persen pada 2013 sebelum menguat menjadi 2,7 persen pada 2014. Proyeksi IMF lebih pesimis dari prospek ekonomi terbaru Gedung Putih.
Gedung Putih pada Senin (8/7/2013) memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 2 persen tahun ini dan 3,1 persen pada 2014 karena berlanjutnya pemotongan belanja pemerintah.
IMF menyatakan negara-negara maju harus "mempertahankan bauran kebijakan makroekonomi yang mendukung, dikombinasikan dengan rencana kredibel untuk mencapai utang jangka menengah berkelanjutan dan reformasi untuk mengembalikan neraca dan saluran kredit."
"Prospek pertumbuhan yang lebih lemah dan risiko baru meningkatkan tantangan baru untuk pertumbuhan dan lapangan pekerjaan global, serta penyeimbangan kembali global. Para pembuat kebijakan di mana pun perlu meningkatkan upaya untuk memastikan pertumbuhan yang kuat," kata laporan itu.
Anda sedang membaca artikel tentang
Versi IMF, Pertumbuhan Ekonomi Lamban
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2013/07/versi-imf-pertumbuhan-ekonomi-lamban.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Versi IMF, Pertumbuhan Ekonomi Lamban
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Versi IMF, Pertumbuhan Ekonomi Lamban
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar