Bangkapos.com - Sabtu, 30 Maret 2013 10:36 WIB
Menurut Hannah Nawi, Associate Director, Healthcare Practice, Asia Pasific, Frost & Sullivan, penyakit "lifestyle" seperti kanker atau stroke membutuhkan perawatan seumur hidup. "Pengobatan penyakit lifestyle tidak dapat sekali berobat langsung sembuh, tetapi bertahap seumur hidup," tuturnya dalam acara Media Briefing yang bertajuk "Prediksi Industri Kesehatan Indonesia 2013" beberapa waktu lalu di Jakarta.
Melalui SJSN, biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah, khususnya bagi masyarakat yang tidak mampu membayar premi. "Maka tentu saja penambahan penderita penyakit lifestyle akan membebani biaya kesehatan yang ditanggung pemerintah," ujarnya.
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Sutoto mengatakan, rumah sakit seharusnya tidak melihat SJSN sebagai ancaman, melainkan peluang. "Dengan adanya SJSN, 8,5 juta masyarakat miskin yang tadinya tidak punya akses jadi terfasilitasi dan dibayar preminya oleh pemerintah," ujarnya.
Selain memfokuskan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat untuk mengurangi beban biaya pemerintah, Sutoto mengatakan, perbaikan tenaga kesehatan juga perlu dilakukan. Indonesia memiliki rasio 3 dokter berbanding 10.000 pasien. Sedangkan, Malaysia 9 dokter berbanding 10.000 pasien.
"Dengan menambah jumlah dokter serta rumah sakit yang dapat memberikan biaya pengobatan yang lebih efektif dan efisien, SJSN akan berjalan dengan baik," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Biaya Penyakit Gaya Hidup Bakal Melonjak
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2013/03/biaya-penyakit-gaya-hidup-bakal-melonjak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Biaya Penyakit Gaya Hidup Bakal Melonjak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Biaya Penyakit Gaya Hidup Bakal Melonjak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar