Bangkapos.com - Sabtu, 8 Desember 2012 11:10 WIB
Demikian disampaikan Asri Wijayanti, staf komunikasi dari AHA Centre dalam siaran persnya, Sabtu (8/12/2012).
Peluncuran Sistem Logistik darurat Bencana ini dilakukan bersamaan dengan acara peringatan setahun aberdirinya AHA Centre di Pangkalan Angkatan Udara Malaysia di Subang, Malaysia, Jumat (7/12/2012).
Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN, Alicia Dela Rosa Bala, mengatakan, keberadaan AHA Centre sangat penting untuk membantu pemerintah di negara-negara Asia Tenggara di bidang penanggulangan bencana, dan bila diperlukan memimpin tanggap darurat bencana di tingkat regional. Apalagi sebagian besar kawasan ASEAN rawan terhadap bencana seperti topan, gempa, banjir dan longsor.
"Ini adalah bukti komitmen para pemimpin ASEAN untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN yang tangguh menghadapi bencana", kata Dela Rosa.
AHA Centre yang didirikan pada 17 November 2011 dan berkantor di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta, secara rutin melakukan pemantauan risiko bencana, menerima dan berbagi informasi kebencanaan dengan badan-badan penanggulangan bencana di negara anggota ASEAN lainnya.
Ketika bencana terjadi, AHA akan segera mengirimkan tim untuk melakukan rapid assessment, dan segera mengirimkan bantuan kepada negara anggota ASEAN yang terdampak.
Sistem Logistik Darurat Bencana untuk ASEAN yang didirikan dengan bantuan dari pemerintah Jepang, melalui skema Japan-ASEAN Integration Fund, ini menyempurnakan peran AHA Centre.
"Gagasan untuk memiliki organisasi yang melakukan pemantauan bencana regional, analisa risiko dan situasi bencana, dan mengirimkan bantuan saat diperlukan kini tidak berhenti di tataran konsep saja. Kami telah berfungsi dan beroperasi," jelas Said Faisal, Direktur Eksekutif AHA Centre.
Bantuan kemanusiaan
Said menjelaskan, Sistem Logistik Darurat Bencana ini dikembangkan untuk memastikan tersedianya barang-barang yang diperlukan untuk bantuan kemanusiaan secara cepat, sebagai bagian dari upaya tanggap darurat setelah terjadinya bencana skala menengah dan besar. Meski demikian, yang penting dari bantuan yang diberikan bukan hanya jumlahnya, namun kuatnya pesan solidaritas sesama negara anggota ASEAN.
Bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan negara tersebut. Bantuan juga disesuaikan dengan budaya di ASEAN. Misalnya, Perlengkapan Keluarga ASEAN (ASEAN Family Kit) yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang terdampak bencana selama masa darurat berisi kain sarung, tikar, dan kelambu.
Dalam peluncuran Sistem Logistik Darurat Bencana untuk ASEAN ini Special Malaysia Disaster Assistance and Rescue Team (SMART) dan ASEAN Early Rapid Assessment Team (ASEAN-ERAT), juga menampilkan persiapan keberangkatan bantuan logistik untuk membantu Filipina pasca topan Bopha/Pablo.
Bantuan logistik yang diberangkatkan dari Pangkalan Angkatan Udara Malaysia Jumat siang itu terdiri atas selimut, tikar, dan bahan-bahan makanan termasuk susu untuk anak-anak senilai sekitar 350,000 Ringgit Malaysia.
Sebelum topan terjadi, AHA Centre juga telah menyiapkan tiga generator yang dipakai untuk membuat rumah sakit di kawasan terdampak Bopha tetap beroperasi. Sebelum bantuan ini diberikan, terlebih dahulu pada tanggal 5 Desember ASEAN-ERAT bekerjasama dengan Badan Pengurangan Risiko dan Penanggulangan Bencana Filipina (National Risk Reduction and Management Council/ NDRRMC) melakukan assessment kebutuhan cepat.
Misi ke Filipina merupakan misi kedua Sistem Logistik Darurat Bencana untuk ASEAN. Bulan lalu AHA Centre telah mengirimkan bantuan kepada pemerintah Myanmar yang terdampak gempa 6.8 Skala Richter yang terjadi pada 12 November 2012.
Anda sedang membaca artikel tentang
ASEAN Bentuk Sistem Logistik Darurat Bencana
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2012/12/asean-bentuk-sistem-logistik-darurat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
ASEAN Bentuk Sistem Logistik Darurat Bencana
namun jangan lupa untuk meletakkan link
ASEAN Bentuk Sistem Logistik Darurat Bencana
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar