BANGKAPOS.COM, DENPASAR - Lalu Muhammad alias Aldy, sopir pribadi Mayang Prasetyo, mengaku mendapat kabar tentang kematian majikannya itu dari teman-teman Mayang di Lampung. Ia kemudian mengecek kabar meninggalnya Mayang di internet.
"Keluarga di Lampung sudah kita informasikan, bahkan ibu dan adik kandung Mayang sedang menuju ke Bali. Meraka berangkat kemarin (Senin). Besok sudah sampai. Mereka dari Lampung transit ke Jakarta dulu, karena masih ngurus surat-surat," kata Aldy, kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network), Selasa (7/10/2014).
Aldy mengaku mengenal Mayang sejak dia belum punya apa-apa. Aldy sudah dianggap seperti bapaknya sendiri. Dari dulu mereka ke mana-mana sering bersama Aldy.
"Sebelum saya mendengar kabar dia meninggal, perasaan sudah tidak bagus. Saya didatangi dalam mimpi, sebelum tahu kalau dia meninggal sekitar tanggal 2 Oktober saya dapat mimpi. Mayang manggil-manggil saya abis itu saya bangun ke kamar mandi seperti ada yang menggandul di punggung saya. Tiba-tiba saya teringat Mayang terus, dan setelah saya bangun tidur itu istri saya telepon dari Bali, karena pada saat ini posisi saya ada di Jawa," ujarnya.
"Istri saya ngomong, Mas perasaan saya nggak enak, kamu ada apa? Saya jawab, tidak ada apa-apa, sehat-sehat aja. Lalu istri saya ngomong lagi, kok perasaan ku nggak enak bawaannya emosi. Ternyata istri saya juga mimpi nggak enak malam itu. Saya bilang ke istri saya, kalau punggung saya merasa berat seperti diganduli orang. Saya berpikir mungkin karena pengaruh kecapean nyetir dari Bali ke Jawa," kata Aldy.
Saat perjalanan dari Jawa menuju Bali, tiba-tiba ada telepon dari keluarga Mayang di Lampung yang menanyakan apakah benar Febri Andriansyah (Mayang Prasetyo) meninggal?
"Keluarganya Mayang menyuruh saya untuk mengecek kabar itu, saat itu posisi saya masih perjalanan menuju Bali, selang beberapa menit banyak telepon yang masuk, dan semua menanyakan kabar itu. Saya bingung dan penasaran akhirnya saya buka internet. Saya buka ada berita dari Australia. Tapi di berita itu nama Mayang tidak disebutkan dan korbannya perempuan," jelas Aldy.
Aldy tidak berani menginfokan kepada siapapun informasi dari internet tersebut, tapi ternyata teman-teman korban sudah gempar duluan.
"Karena korban yang disebutkan perempuan dan saya berharap bukan dia, dan ternyata korbannya memang Mayang," kata Aldy.
Aldy sudah menganggap Mayang seperti anaknya sendiri, setiap berangkat ke luar negeri cium tangan dan minta doa, dan Aldy pun mengaku sering nasehati Mayang.
"Terakhir tiga hari sebelum meninggal Mayang sempat telepon saya dari Australia, kalau tidak salah tanggal 27 September dan pada tanggal 30 September saat saya hubungi semua teleponnya sudah tidak aktif lagi. Dari sana perasaan saya sudah tidak enak," ungkapnya.
Dari ngobrol lewat telepon itu tanggal 27 September, Mayang pernah berbicara sesuatu yang agak aneh.
"Pak saya mungkin akan pulang beberapa hari lagi dan nanti rencananya tanggal 13 Oktober di rumah mau bikin selametan buat teman-teman saya yang sudah meninggal" kata Aldy menirukan ucapan Mayang.
"Tanggal 13 ini mau ngadain tahlilan semua dia yang mendanai, dan dia menyuruh saya ngundang kiai dan mengurus semuanya. Malah dia yang diselamatin. Saat mendengar kabar itu, saya kaget banget dan saya merasa kehilangan sosok yang begitu baik. Terakhir bertemu tanggal 2 Agustus saya sendiri yang mengantar ke airport," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Sopir Pribadi Mimpi Dipanggil Mayang
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/10/sopir-pribadi-mimpi-dipanggil-mayang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sopir Pribadi Mimpi Dipanggil Mayang
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sopir Pribadi Mimpi Dipanggil Mayang
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar