BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Pemerintah harus memikirkan risiko kelemahan daya beli akibat kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang direncanakan akan dinaikkan sebesar Rp 3.000 per liter.
Hendri Saptarini, ekonom, mengatakan bahwa kebijakan ini akan menurunkan daya beli dan menggerus pengeluaran konsumen. Sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi, karena akan menurunkan daya beli, sehingga perlu dipikirkan bagaimana alternatifnya," kata Hendri di jakarta, Jumat (10/10/2014)
Meskipun memang desain kebijakan untuk kenaikan BBM bersubsidi ini menjadi hal yang penting. Namun, desain ini yang nantinya akan dapat menentukan sejauh mana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kita memang harus membatasi subsidi BBM, namun konsep selanjutnya akan kita lihat lagi, sejauh mana pemerintah akan mentriger perekonomian dengan mengembangkan industri yang padat karya untuk mengurangi pengangguran dan mendukung industri yang berbasiskan ekspor," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Daya Beli Masyarakat Menurun Akibat Kenaikan BBM
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/10/daya-beli-masyarakat-menurun-akibat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Daya Beli Masyarakat Menurun Akibat Kenaikan BBM
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Daya Beli Masyarakat Menurun Akibat Kenaikan BBM
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar