TERKUAKNYA keberadaan gerbang tua di bukit Gunong Kenupuk, Dusun Kelekak Usang, Desa Perawas, Kecamatan Tanjungpandan membuka babak baru penelusuran sejarah Pulau Belitung. Gerbang ini akan menghubungkan banyak kisah masa lalu mulai dari pendirian benteng pertama Belanda, eksistensi Kerajaan Balok, dan kejayaan para perompak Belitung.
Setelah menunggu sekitar lima menit, Saidin (60) penunjuk lokasi Gunong Kenupuk tiba menghampiri kami di jalan masuk perkebunan Kelapa Sawit Foresta, Sabtu (21/12/2013) pukul 14:30 WIB. Dukun Kampong Desa Cerucuk ini adalah satu dari sedikit warga setempat yang berani menunjukkan langsung lokasi gerbang tua di Gunong Kenupuk.
Sebagai penunjuk lokasi, penampilan Saidin kala itu sungguh tidak biasa. Ia datang dengan menggunakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek, celana kain serta ikat pinggang, sepatu olahraga, kaca mata bening, dan topi. Motor bebek yang dikendarainya juga masih mengkilap.
Dengan penampilan seperti itu, Saidin sepertinya lebih cocok berangkat ke sebuah hajatan, bukan ke lokasi gerbang tua di sebuah bukit yang masih ditumbuhi hutan lebat.
Tapi Saidin menyebut penampilan adalah salah satu caranya untuk menghormati lokasi yang menjadi tujuan kami. Sebab dalam sudut pandangannya, lokasi itu bukan hanya soal gerbang tua saja.
Menurut dia, di lokasi itu terdapat sebuah kerajaan dan gerbang tua yang dimaksud adalah bagian dari istana kerajaan tersebut.
"Makanya saya berpakaian rapi, namanya juga masuk ke kerajaan, jadi mereka (makhluk gaip) juga senang melihatnya," kata Saidin kepada Pos Belitung sembari tersenyum.
Sesampainya di lokasi, kami langsung berhadapan dengan situasi yang tak kalah kontras. Pohon-pohon besar yang berdiri tegak di area bukit Gunong Kenupuk, terkepung oleh lahan sekitarnya yang sudah diolah menjadi perkebunan karet dan kelapa sawit.
Namun, tidak ada yang berani membabat habis hutan Gunong Kunupuk, sekalipun lahannya tidak masuk dalam kawasan Hutan Lindung (HL). Mitos adanya bekas kerajaan gaib di lokasi itu membuat wacana mistis lebih dominan berkembang dibandingkan peninggalan sejarah yang ada di dalamnya.
Saidin mengatakan, secara perdukunan, Gunong Kenupuk masih masuk dalam wilayah kerjanya. Sedangkan secara administratif area tersebut tercatat sebagai bagian dari daerah Kelekak Usang, Desa Perawas.
Keberadaan gerbang tua Gunong selama ini hanya berada di awang-awang. Dari penelusuran Pos Belitung sebelumnya, sebagian warga yang berkebun di sekitar bukit itu juga tidak pernah melihat gerbang tua tersebut secara langsung.
"Baru-baru ini pernah ada yang datang bawak bule-bule (wisatawan mancanegara) ke sini, mereka terkagum-kagum melihat gerbangnya masih berdiri," kata Saidin.
Menyerupai Benteng
Selain ditemani Saidin, Pos Belitung juga datang ke lokasi bersama dengan Pemerhati Sejarah dan Budaya Belitung Salim Y.A.H. Salim yang sebelumnya pernah datang sekali ke lokasi masih menyimpan banyak pertanyaan soal keberadaan gerbang tua Gunong Kenupuk.
Ketika kami datang, gerbang itu masih tegak berdiri di antara pepohonan yang menjulang hingga belasan meter. Melihat posisinya, gerbang ini dibangun di kaki bukit.
Sekitar lima meter di depan gerbang terdapat sebuah jurang yang berbatasan langsung dengan Sungai Cerucuk. Setelah diukur, gerbang tersebut memiliki tinggi hapir mencapai 4 meter dengan lebar 375 cm.
Pintu pada gerbang tersebut memiliki tinggi dua meter, lebar 152 cm, dan tebalnya 35 cm. Sebuah pohon beringin yang dikenal warga dengan sebutan batang are, tampak tumbuh subur dengan posisi akar seperti mengangkangi gerbang.
Pada sisi kanan gerbang, terdapat dinding yang bentuknya diperkirakan simetris dengan sisi kiri. Dinding itu, dilengkapi dengan sebuah jendela yang diduga berfungsi sebagai tempat untuk mengintai.
Dari jalan masuk, kurang lebih 15 meter sebelum sampai ke lokasi gerbang terdapat sebuah tembok bata merah setebal 12 cm. Sebagian besar tembok tersebut sudah roboh dan diduga menjadi dinding yang terhubung langsung dengan gerbang tua.
Tampak sekali, lokasi ini sebelumnya pernah diperiksa. Sebab, beberapa pohon di belakang gerbang sebagian sengaja ditebang. Penebangan itu sepertinya dilakukan untuk mengecek bagian-bagian gerbang yang tinggal menyisakan pondasi.
Namun sekalipun sudah tebang, pola bangunan yang menjadi bentuk besar dari gapura tersebut masih belum terlihat jelas. Di belakang bagian gerbang tua ini terdapat sebuah kolam berukuran 560x330x40 cm dan dilengkapi dengan saluran kecil menuju ke arah jurang.
Pada bagian belakang juga terdapat talud dari batu karang setinggi kurang lebih satu meter dengan pola terasering.
"Kalau melihat bentuk gerbangnya, ini merupakan bangunan kolonial dan kalau meihat kondisi lokasi secara keseluruhan kemungkinan besar tempat ini dulunya berfungsi sebagai benteng militer," kata Salim kepada Pos Belitung.
Mengenai dugaan tersebut, Saidin sang Dukun Kampong tampak tidak banyak berkomentar. Setahunya, gerbang tua itu dulu dikenal oleh orang-orang tua Kampong Cerucuk dengan sebutan nama 'Geredu' yang kemungkinan merujuk pada kata Gardu.
"Orang jaman sekarang banyak yang tidak tahu lagi soal gerbang ini, boleh dikatakan sebagian besar mereka juga belum pernah melihatnya langsung," kata Saidin.
Perlu Diteliti
Dugaan Salim mengenai fungsi gerbang sebagai sebuah benteng militer bukannya tanpa dasar. Pembangunan benteng militer pertama Pemerintah Hindia-Belanda di Pulau Belitung memang pernah disebutkan dalam buku John F.Loudon, De Eerste Jaren Der Billiton-Onderneming (Tahun-tahun pertama penggalian timah Belitung) 1883.
Pembangunan benteng dilakukan setelah Pemerintah Hindia-Belanda mengirim 100 orang tentara untuk menduduki Belitung. Salah satu tujuan pendudukan tersebut adalah untuk membasmi para perompak Belitung menghantui laut jawa dan sekitarnya.
"Sebagian dari perompak-perompak memang dapat ditekan, tetapi biaya pendudukan pulau ini begitu besar dibandingkan keuntungan yang didapat, sehingga kemudian Komisaris memutuskan menarik tentara pendudukan dan hanya meninggalkan 12 tentara untuk menjaga bendera," tulis Loudon.
Mengenai benteng ini, Dosen Sejarah Kolonial Universitas Amsterdam dr.F.W.Stapel menuliskan cerita yang lebih rinci. Dalam bukunya Aanvullende Geschiedenis Billiton (Keterangan Tambahan Sejarah Pulau Belitung) 1938. Stapel menyebut, benteng militer pertama di Pulau Belitung dibangun di Tanjung Simba oleh Kapten Motte pada 31 Oktober 1822.
Keberadaan Tanjung Simba hingga kini masih misterius. Loudon menulis lokasi hanya dengan kata Simba tanpa menggunakan embel-embel Tanjung. Menurut Loudon, Simba terletak empat pall atau sekitar enam kilometer dari muara Sungai Cerucok.
Salah satu orang yang pernah datang ke gerbang tua Gunong Kenupuk adalah Ian Sanching, Penulis Novel Yin Galema. Ian yang juga seorang pemerhati sejarah Belitong menyebutkan analisa tersendiri setelah melihat gerbang tua tersebut.
Menurut dia, ada tiga indikator yang dapat menjelaskan asal usul gerbang tua Gunong Kenupuk. Tiga indikator itu antara lain keberadaan batu karang, batu ventilasi Eropa, dan atap gerbang bergaya Cina. Jika tiga hal tersebut dari era yang berbeda, Ian memprediksi gerbang tua Gunong Kenupuk setidaknya pernah ditempati oleh tiga penghuni yang berbeda.
Kemungkinan tiga penghuni itu yakni Istana Kota Karang 1755, Benteng Kapten JP De La Motte 1822, dan Kepala Parit Timah asal Cina pada masa perusahaan belanda GMB.
"Saya lebih condong pada tiga kemungkinan itu, karena cerita yang berkembang mengarah ke sana, tapi semuanya masih perlu penelitian lebih jauh," kata Ian kepada Pos Belitung (, Selasa (24/12/2013) sore.
Gerbang tua Gunong Kenupuk memang belum memberikan kejelasan apa pun mengenai masa lalu Belitung. Namun terkuaknya keberadaan gerbang ini ke publik setidaknya menunjukkan Belitung masih memiliki banyak sejarah terpendam.(Bangkapos.com/wahyu k)
Simak berita lengkapnya di Bangka Pos dan Pos Belitung edisi cetak Minggu (5/1/2014)
Anda sedang membaca artikel tentang
Gerbang Misterius Gunong Kenupuk
Dengan url
http://bangkabarita.blogspot.com/2014/01/gerbang-misterius-gunong-kenupuk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gerbang Misterius Gunong Kenupuk
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gerbang Misterius Gunong Kenupuk
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar